GerungNews.com, 30 April 2024, Data survei perbankan Bank Indonesia menunjukkan bahwa penyaluran kredit baru pada triwulan I-2024 mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan I-2023. Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru pada periode tersebut mencapai 60,8%, lebih rendah daripada SBT pada triwulan I-2023 yang mencapai 63,7%. Perlambatan SBT ini terutama terjadi pada kredit investasi, dimana SBT menurun dari 54,7% pada triwulan I-2023 menjadi 21,9% pada triwulan I-2024.
Dilihat dari sektor, mayoritas kredit pada triwulan I-2024 menunjukkan adanya perlambatan dibandingkan dengan triwulan I-2023. Penurunan SBT yang paling signifikan terjadi pada kredit perikanan, kredit konstruksi, kredit pertanian, perburuan dan kehutanan, kredit perdagangan besar dan eceran, serta kredit badan internasional. Sebaliknya, terdapat pertumbuhan kredit yang tinggi pada triwulan I-2024 terutama pada kredit Jasa Kemasyarakatan sosial dan budaya, Hiburan & Perorangan Lainnya, kredit Listrik, gas dan air, kredit penyediaan akomodasi dan makanan minuman, serta kredit jasa perorangan yang melayani rumah tangga, dan kredit jasa kesehatan dan kegiatan sosial.
Secara keseluruhan, data survei tersebut menunjukkan adanya perlambatan dalam penyaluran kredit baru pada triwulan I-2024 jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Meskipun demikian, terdapat sektor-sektor tertentu yang mengalami pertumbuhan kredit yang signifikan, menunjukkan adanya dinamika yang berbeda-beda dalam penyaluran kredit di berbagai sektor pada periode tersebut.
Proyeksi penyaluran kredit baru pada triwulan II-2024 menunjukkan adanya penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Berdasarkan data SBT, diperkirakan penyaluran kredit baru akan mencapai 57,6%, sedikit lebih rendah daripada angka pada triwulan sebelumnya yaitu 60,8%. Prioritas utama dalam penyaluran kredit baru pada periode tersebut adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi.
Menurut tim riset ekonomi Bank Mandiri, penyaluran kredit pada tahun 2024 diprediksi akan mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan tahun 2023. Pertumbuhan kredit diproyeksikan sebesar 9,1% pada tahun 2024, lebih rendah daripada pertumbuhan kredit pada tahun sebelumnya yang mencapai 10,4%. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan perlambatan pertumbuhan kredit pada tahun 2024 antara lain adalah ketidakpastian ekonomi global akibat tekanan geopolitik, tingkat suku bunga yang masih tinggi, dan tingkat inflasi yang masih persisten.
Dengan adanya proyeksi perlambatan penyaluran kredit baru pada triwulan II-2024 dan pertumbuhan kredit yang lebih rendah pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, perlu adanya langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi risiko-risiko yang mungkin terjadi. Bank-bank perlu memperhatikan kondisi ekonomi global, mengelola suku bunga dengan bijak, serta mengantisipasi dampak inflasi yang masih tinggi. Dengan demikian, diharapkan penyaluran kredit dapat tetap berjalan lancar meskipun dalam kondisi yang menantang.
Sumber: https://bankmandiri.co.id/web/guest/news-detail?