GerungNews.com, 2 Mei 2024 - Sunarso, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, menyatakan bahwa perusahaan telah melakukan pembelian saham kembali (buyback) BBRI sebagai tanda bahwa kondisi perusahaan jauh lebih baik daripada yang dipercayai oleh pasar. Hal ini dilakukan untuk memberikan sinyal positif kepada investor dan menunjukkan keyakinan perusahaan terhadap kinerja dan prospeknya ke depan.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu lalu, perseroan mengungkapkan bahwa harga saham BRI (BBRI) mengalami penurunan yang signifikan setelah laporan keuangan kuartal I 2024 dipublikasikan. Sebagai respons terhadap fluktuasi pasar tersebut, BRI memutuskan untuk melakukan buyback saham guna menstabilkan harga dan menunjukkan komitmen perusahaan terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan.
Viviana Dyah Ayu R.K, selaku Direktur Keuangan BRI, menegaskan bahwa manajemen perusahaan berfokus pada pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan. Meskipun terdapat koreksi-koreksi kecil dalam perjalanan jangka pendek, BRI bertekad untuk memastikan bahwa perusahaan dapat tumbuh dengan lebih baik dan lebih sehat di masa mendatang. Langkah buyback saham ini diharapkan dapat memberikan stabilitas dan kepercayaan kepada para pemegang saham.
Menurut Viviana, penyempurnaan dan perbaikan yang sedang dilakukan saat ini seharusnya memberikan manfaat yang lebih tinggi bagi pemegang saham jangka panjang. Ini menunjukkan bahwa BRI sedang berusaha untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan agar dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi para pemegang saham jangka panjang.
Pada tanggal 13 Maret 2023, BRI telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk melaksanakan buyback saham BBRI dengan jumlah maksimum Rp1,5 triliun. Proses buyback ini akan dilaksanakan dalam kurun waktu 18 bulan setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Hal ini menunjukkan komitmen BRI dalam meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan keuntungan kepada pemegang saham.
Meskipun kondisi ekonomi dan geopolitik global penuh dengan tantangan, BRI berhasil mencatatkan kinerja positif hingga akhir kuartal I 2024. Dalam tiga bulan pertama tahun 2024, BRI berhasil mencetak laba sebesar Rp15,98 triliun secara konsolidasian. Hal ini menunjukkan bahwa BRI mampu menghadapi dinamika kondisi ekonomi yang sulit dan tetap memberikan hasil yang positif bagi perusahaan dan pemegang saham.
Hingga akhir Maret 2024, Bank BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau mengalami pertumbuhan dua digit sebesar 10,89 persen secara tahunan (YoY). Dari total penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25 persen atau sejumlah Rp1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit yang diberikan kepada segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Pertumbuhan penyaluran kredit yang mencapai dua digit di kuartal pertama tahun ini berdampak positif terhadap peningkatan aset Bank BRI. Aset Bank BRI mencapai Rp1.989,07 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 9,11 persen YoY.
Direktur Utama Bank BRI, Sunarso, menyatakan bahwa Bank BRI percaya bahwa upaya pemberdayaan yang terus dilakukan terhadap segmen UMKM memiliki dampak yang signifikan terhadap ketahanan ekonomi nasional. Hal ini dikarenakan UMKM memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja sekitar 97 persen di Indonesia dan memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 61 persen.
Menurut Sunarso, dengan adanya kinerja yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2024, BRI yakin dapat terus berkembang secara berkelanjutan. Bank ini akan mengutamakan prinsip-prinsip perbankan yang prudent dan manajemen risiko yang baik dalam menghadapi dinamika kondisi perekonomian dan geopolitik global yang perlu diperhatikan. BRI juga akan lebih fokus dalam merespons tantangan domestik, terutama melalui pemberdayaan UMKM.
BRI memiliki keyakinan bahwa dengan mengedepankan prinsip-prinsip perbankan yang prudent dan manajemen risiko yang baik, mereka dapat terus tumbuh dan berkembang. Bank ini akan memperhatikan dengan seksama dinamika kondisi perekonomian dan geopolitik global yang dapat mempengaruhi kinerja mereka. Selain itu, BRI juga akan memberikan fokus yang lebih besar dalam merespons tantangan domestik, terutama melalui pemberdayaan UMKM.
Sunarso menyatakan bahwa BRI akan lebih fokus dalam merespons tantangan domestik. Salah satu cara yang akan dilakukan adalah melalui pemberdayaan UMKM. Bank ini akan memberikan dukungan dan bantuan kepada UMKM agar dapat berkembang dan berkontribusi lebih besar dalam perekonomian negara. Dengan demikian, BRI berharap dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Hingga akhir Maret 2024, Bank BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau mengalami pertumbuhan dua digit sebesar 10,89 persen secara tahunan (YoY). Dari total penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25 persen atau sejumlah Rp1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit yang diberikan kepada segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Pertumbuhan penyaluran kredit yang mencapai dua digit di kuartal pertama tahun ini berdampak positif terhadap peningkatan aset Bank BRI. Aset Bank BRI mencapai Rp1.989,07 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 9,11 persen YoY.
Direktur Utama Bank BRI, Sunarso, menyatakan bahwa Bank BRI percaya bahwa upaya pemberdayaan yang terus dilakukan terhadap segmen UMKM memiliki dampak yang signifikan terhadap ketahanan ekonomi nasional. Hal ini dikarenakan UMKM memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja sekitar 97 persen di Indonesia dan memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 61 persen.