GerungNews.com, 1 Mei 2024- Reza Cordova, seorang peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyoroti pentingnya penanganan sampah puntung rokok karena dampak negatifnya terhadap lingkungan. Salah satunya adalah pembentukan mikroplastik akibat filter rokok yang terbuat dari selulosa asetat, yang dapat mengandung polutan berbahaya bagi manusia.
Dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh Lentera Anak di Jakarta, Reza menjelaskan bahwa puntung rokok dengan filter selulosa asetat akan terurai menjadi serat mikroplastik yang tersebar di lingkungan sekitar. Proses fragmentasi terjadi ketika lapisan kertas yang melapisi selulosa asetat robek dan bagian ujung rokok yang terbakar mulai terlepas, mempercepat proses pembentukan mikroplastik.
Reza menegaskan bahwa semakin tinggi suhu yang dialami oleh puntung rokok, maka proses fragmentasi akan semakin cepat terjadi. Hal ini menunjukkan urgensi untuk mengatasi masalah sampah puntung rokok guna mencegah dampak negatifnya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Sebagai peneliti di Pusat Riset Oseanografi BRIN, Reza berkomitmen untuk terus mengkaji dan menyuarakan
pentingnya penanganan sampah rokok demi menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
Filter rokok pada awalnya digunakan untuk menyaring kandungan nikotin dan senyawa kimia berbahaya. Namun, menurut penjelasan dari Reza, jika filter tersebut dibuang tanpa pengelolaan dan terpapar panas dalam jangka waktu yang lama, maka fiber yang terbuat dari selulosa asetat akan lepas satu per satu ke lingkungan.
2. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat 200 partikel mikrofiber yang lepas setiap harinya dari sebuah puntung rokok setelah terpapar di alam. Hal ini menunjukkan dampak negatif dari pembuangan sampah rokok terhadap lingkungan.
3. Reza juga menekankan bahwa puntung rokok tidak hanya membawa polutan yang terkandung dalam tembakau, tetapi juga dapat menyerap polutan dari lingkungan setelah dibuang. Oleh karena itu, permasalahan sampah rokok menjadi kompleks ketika mikrofiber yang terlepas dari puntung rokok tersebut tidak hanya terdiri dari benang plastik, tetapi juga membawa polutan lain yang dapat merusak ekosistem laut dan pantai.
Menurut Ketua Yayasan Lentera Anak, Lisda Sundari, bahaya dari sampah puntung rokok terhadap lingkungan sangatlah serius. Dengan tingginya tingkat konsumsi rokok di Indonesia, dampak dari sampah puntung ini dapat menjadi signifikan jika tidak ditangani dengan baik. Salah satu cara untuk mengurangi dampaknya adalah dengan mengurangi tingkat konsumsi rokok di masyarakat. Dengan menurunkan prevalensi perokok, maka jumlah sampah puntung rokok juga akan berkurang.
Selain itu, Lisda juga menyerukan agar produsen rokok bertanggung jawab dalam penanganan sampah puntung rokok. Mereka harus terlibat dalam upaya penanganan lebih lanjut untuk mengatasi masalah ini. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif sampah puntung rokok terhadap lingkungan.
Dalam hal ini, peran semua pihak sangatlah penting. Selain produsen rokok, masyarakat juga perlu lebih sadar akan bahaya sampah puntung rokok dan berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dengan kerjasama yang baik antara produsen, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan dapat menangani masalah sampah puntung rokok dengan lebih efektif dan menjaga kelestarian lingkungan.