Washington (9/1) - Dilansir dari kvnutalk.com bajwa Hakim Agung Samuel Alito melakukan komunikasi melalui telepon dengan Donald Trump, di mana ia merekomendasikan mantan juru tulisnya, William Levi, untuk mengisi posisi tertentu dalam pemerintahan.
Dalam percakapan tersebut, Alito menegaskan bahwa ia tidak membahas isu-isu hukum yang berkaitan dengan Trump pada saat itu, yang menunjukkan bahwa fokus pembicaraan lebih kepada rekomendasi personal daripada urusan hukum yang lebih kompleks.
Panggilan telepon ini berlangsung pada saat Trump sedang mengajukan permohonan darurat kepada Mahkamah Agung untuk menghentikan vonis pidana yang terkait dengan kasus pembayaran uang sogok.
Alito menjelaskan bahwa ia tidak memiliki pengetahuan mengenai rencana pengajuan tersebut ketika ia berbicara dengan Trump, yang menandakan bahwa interaksi mereka tidak berkaitan langsung dengan masalah hukum yang sedang dihadapi oleh mantan presiden.
Rekomendasi yang diberikan oleh Alito untuk Levi dianggap tidak biasa karena dilakukan secara langsung kepada presiden terpilih. Meskipun demikian, praktik semacam ini sebenarnya cukup umum di kalangan hakim, di mana mereka sering merekomendasikan mantan juru tulis mereka untuk posisi-posisi tertentu dalam pemerintahan.
Hal ini mencerminkan hubungan profesional yang terjalin antara hakim dan juru tulis, serta potensi pengaruh yang dimiliki oleh hakim dalam proses penunjukan pejabat publik.