Petisi Tolak Kembalinya Dwifungsi Melalui Revisi UU TNI

Redaksi
By -
0

 Pemerintah telah menyampaikan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Revisi UU TNI kepada DPR, 11 Maret 2025. DIM itu bermasalah. Terdapat pasal-pasal yang akan mengembalikan militerisme (Dwifungsi TNI) di Indonesia.




Kami menilai agenda revisi UU TNI tidak memiliki urgensi transformasi TNI ke arah yang profesional. Justru akan melemahkan profesionalisme militer. Sebagai alat pertahanan negara, TNI dilatih, dididik dan disiapkan untuk perang, bukan untuk fungsi non-pertahanan seperti duduk di jabatan-jabatan sipil.



Dalam konteks reformasi sektor keamanan, semestinya pemerintah dan DPR mendorong agenda reformasi peradilan militer melalui revisi UU No. 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer. Agenda revisi UU ini lebih penting ketimbang RUU TNI, karena agenda itu merupakan kewajiban konstitusional negara untuk menjalankan prinsip persamaan di hadapan hukum (equality before the law) bagi semua warga negara, tanpa kecuali. Reformasi peradilan militer merupakan mandat TAP MPR No. VII Tahun 2000 dan UU No. 34 tahun 2004 tentang TNI.



Kami menilai RUU TNI akan mengembalikan Dwifungsi TNI, yaitu militer aktif menduduki jabatan-jabatan sipil. Perluasan penempatan TNI aktif itu tidak sesuai dengan prinsip profesionalisme TNI dan berisiko memunculkan masalah, seperti eksklusi warga sipil dari jabatan sipil, menguatkan dominasi militer di ranah sipil dan memicu terjadinya kebijakan maupun loyalitas ganda. Selain itu, merebut jabatan sipil dan memarginalkan ASN dan Perempuan dalam akses posisi-posisi strategis.



Perluasan jabatan sipil dalam RUU TNI itu diantaranya adalah dengan menempatkan militer aktif di Kejaksaan Agung hingga Kementerian Kelautan dan Perikanan. Ingat: TNI adalah alat pertahanan negara untuk perang; sedangkan Kejaksaan Agung, adalah lembaga penegak hukum. Maka, salah jika anggota TNI aktif duduk di institusi Kejaksaan Agung. Dan salah, jika ingin menempatkan militer aktif di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Dua contoh itu cerminan praktik dwifungsi TNI.


 


Kami menuntut berbagai pelanggaran terhadap UU TNI selama ini di evaluasi dan dtertibkan.  Kami mendesak agar anggota TNi aktif yang menduduki jabatan sipil diluar yang sudah diatur dalam Pasal 47 ayat 2 UU TNI agar segera mengundurkan diri (pensiun dini). Selama ini banyak anggota TNI aktif yang duduk di jabatan sipil tanpa mengundurkan diri terlebih dahulu, diantaranya  Letkol Tedy sebagai Sekretaris Kabinet dan kepala sekretariat presiden Mayor Jenderal Ariyo Windutomo dan lain lain. Lebih dari itu, seluruh kerjasama  TNi yang di dasarkan pada beragam MoU yang memberi ruang militer masuk dalam ranah sipil  dengan dalih operasi militer selain perang perlu ditinjau ulang karena tidak sejalan dengan UU TNI. Pelibatan militer dalam Operasin selain perang hanya bisa dilakukan atas dasar keputusan politik negara bukan melalui MoU eebagaimana ditegaskan dalam Pasal 7 ayat 3 UU TNI. Tidak di benarkan konstruksi politik hukum RUU TNI untuk menjustifikasi berbagai pelanggaran yang sudah ada.


 


Kami memandang bahwa perluasan tugas militer untuk menangani narkotika adalah keliru dan bisa berbahaya bagi negara hukum. Penanganan masalah narkotika utamanya berada dalam koridor kesehatan, penegakkan hukum yang proporsional, bukan perang. Pelibatan TNI dalam mengatasi narkotika akan melanggengkan penggunaan ‘war model”. Selama ini, model penegakkan hukum saja seringkali bermasalah dan tidak proporsional dalam mengatasi narkoba. Apalagi jika menggunakan "war model" dengan melibatkan militer , tentu hal ini akan menimbulkan terjadinya kekerasan yang berlebihan yang serius. Apa yang terjadi di Filipina pada masa Rodrigoue Duterte dalam "war model" untuk penanganan Narkoba adalah contoh yang tidak baik, karena telah mengakibatkan terjadinya pelanggaran HAM.


Dengan demikian, melibatkan TNI dalam menangani narkoba sebagaimana di atur dalam RUU TNI akan menempatkan TNI rentan menjadi pelaku pelanggaran HAM, seperti terjadi dalam kasus penangkapan Duterte di Filipina oleh ICC.



Lebih berbahaya lagi, RUU TNI juga hendak merevisi klausul pelibatan militer dalam operasi militer selain perang (OMSP) tanpa perlu persetujuan DPR. TNI ingin operasi militer selain perang cukup diatur dalam Peraturan Pemerintah. Padahal, operasi semacam itu termasuk kebijakan politik negara, yakni Presiden dengan pertimbangan DPR sebagaimana diatur oleh pasal 7 ayat 3 UU TNI 34/2004). RUU TNI mau meniadakan peran Parlemen sebagai wakil rakyat. Ini akan menimbulkan konflik kewenangan atau tumpang tindih dengan lembaga lain dalam mengatasi masalah di dalam negeri. Secara tersirat, perubahan pasal itu merupakan bentuk pengambilalihan kewenangan wakil rakyat oleh TNi dalam operasi militer selain perang dan menghilangkan kontrol sipil.



Kami menilai, Revisi ini hanya untuk melegitimasi mobilisasi dan ekspansi keterlibatan Prajurit TNI dalam permasalahan domestik seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), distribusi Gas Elpiji, ketahanan pangan, penjagaan kebun sawit, pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) serta penertiban dan penjagaan kawasan hutan bahkan sampai pengelolaan ibadah haji.



Kami menolak RUU TNI maupun DIM RUU TNI yang disampaikan Pemerintah ke DPR karena mengandung pasal-pasal bermasalah dan berpotensi mengembalikan dwifungsi TNI dan militerisme di Indonesia.



Kami justru mendesak Pemerintah dan DPR untuk modernisasi alutsista, memastikan TNI adaptif terhadap ancaman eksternal, meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI dan memperhatikan keseimbangan gender dalam organisasi TNI yang mencakup peningkatan representasi perempuan dalam berbagai posisi strategis, penghapusan hambatan struktural dalam karier militer, serta jaminan lingkungan kerja yang aman dan bebas dari diskriminasi demi mewujudkan profesionalisme TNI kita sebagai alat pertahanan negara.


Jakarta, 15 Maret 2025



Tokoh-Tokoh


Nursyahbani Katjasungkana (Pendiri & Pembina IMPARSIAL)

Usman Hamid, Aktivis HAM

Pdt. Ronald Richard Tapilatu

Rafendi Djamin

Al A'raf, Pengamat Pertahanan dan Keamanan

Pdt. PENRAD SIAGIAN, S.Th., M.Si., Teol.

KH Rakhmad Zailani Kiki

Prof. Dr. dr. A. Daldiyono

Sri Lestari Wahyuningroem, Ph.D., Dosen Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Prof. Dr. Aan Eko Widiarto, S.H.M.Hum., Dosen Hukum Tata Negara Universitas Brawijaya

Abdil Mughis Mudhoffir

Adek Risma Dedees, Serikat Pekerja Kampus

Adinda Tenriangke Muchtar, Ph.D., peneliti dan pegiat demokrasi, kebijakan publik, dan kebebasan

Adnan Topan Husodo, Penggiat Anti Korupsi

Agus Nurofik, Pengajar Universitas Sumatra Barat

Ahmad Arif Zulfikar, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Alif Iman Nurlambang, mahasiswa filsafat Driyarkara

Amiruddin Al Rahab, Komisioner Komnas HAM 2017–2022

Ananda Badudu, Musisi

Andi Muhammad Rezaldy

Andi Setiawan, Pengajar Universitas Sebelas Maret

Andreas Harsono, peneliti, Human Rights Watch

Annisa Intan Wiranti, Pengajar Prodi Hukum, Universitas Pamulang

Aquino Hayunta, Sahabat Seni Nusantara

Ardianto Satriawan, Institut Teknologi Bandung

Arif Susanto, Exposit Strategic

Ayu Utami, penulis

Beka Ulung Hapsara 

Bhatara Ibnu Reza, S.H., M.Si., LL.M., Ph.D.  (Dosen Hukum

Internasional FH Universitas Trisakti.)

Bivitri Susanti, S.H., LL.M., Dosen Hukum Tata Negara Sekolah Tinggi

Ilmu Hukum JENTERA

Butet Kartaredjasa, seniman

Cahyo Pamungkas

Cenuk Sayekti, Pengajar Universitas Airlangga

Chairuddin Ambong, pegiat perhutanan sosial

Cut Asmaul Husna (Dosen Fisip UTU)

Dadang Trisasongko, Aktivis Anti Korupsi

Damairia Pakpahan, aktivis Perempuan

Danang Widoyoko, Transparansi Internasional Indonesia

Daniel F.M. Tangkilisan, aktivis lingkungan Karimunjawa 

Dewi Kartika, Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria

(KPA)

Dewi Tjakrawinata, aktivis perempuan dan gerakan disabilitas

Dhia Al Uyun, Pengajar HTN Universitas Brawijaya

Dian Noeswantari, Universitas Surabaya

Dian Septi Trisnanti, aktivis buruh perempuan 

Donny Danardono, Universitas Katolik Soegijapranata

Dr. Ahmad Suaedy (Dosen Universitas Nahdlatul Ulama)

Dr. Budi Hernawan (STF Driyarkara)

Dr. Harry Efendi Iskandar, S.S., M.A, Dosen Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Andalas (UNAND)/Aktivis Demokrasi

Dr. Mangadar Situmorang (Koordinator Forum Akademisi Papua

Damai/Dosen Universitas Parahyangan)

Dr. Nur Imam Subono

Dr. Sabina Puspita, Dosen Kebijakan dan Manajemen Publik

Dr. Taufik Firmanto 

DR. Yance Arizona, S.H., M.A., Dosen Hukum Tata Negara Universitas

Gadjah Mada (UGM)

Eliyah Acantha, Pengajar Universitas Hasanuddin

Erry Riyana Hardjapamekas, mantan Wakil Ketua Komisi

Pemberantasan Korupsi

Fadlilah Akbar, Institut Sains dan Teknologi Al- Kamal

Fajri Siregar, Pengajar Universitas Indonesia

Fanda Puspitasari (DPP GMNI)

Fatkhul Khoir, KontraS Surabaya

Feri Amsari, S.H., M.H. LL.M, Dosen Hukum Tata Negara Universitas

Andalas (UNAND)

Fiki Prayogi, Pengajar STKIP PGRI Bandar Lampung

Fitra Rahardjo, Seniman

Gita Ardi Lestari, Universitas Indonesia

Gita Putri Damayana (kandidat Phd Australian National University,

pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Indonesia Jentera)

Habib M. Shahib, Universitas Fajar

Halida Hatta

Hardo Manik, Universitas Kristen Duta Wacana

Hariati Sinaga, Pengajar Program Studi Kajian Gender, Universitas

Indonesia

HENDARDI, Ketua Dewan Nasional SETARA Institute

Hendra Saputra, Aktivis HAM

Henny Supolo Sitepu, pegiat pendidikan

Herdiansyah Hamzah, Pengajar FH Universitas Mulawarman

Herlambang P. Wiratraman, Ketua Pusat Kajian Hukum dan Keadilan

Sosial FH UGM

Heru Hendratmoko, wartawan

Herry Sutresna, Musisi

Ika Ardina, masyarakat sipil 

Ilham Akhsanu Ridlo, Pengajar Universitas Airlangga

Ilham Handika, Pengajar Universitas Mataram

Iman Amirullah, S.Sos (National Coordinator Students For Liberty

Indonesia)

Indah Ariani, pekerja seni

Indria Fernida, Aktivis HAM

Irwansyah, Departemen Ilmu Politik UI

Islah Bahrawi, Jaringan Moderat Indonesia

Iskandar SH MH

Isman Rahmani Yusron, Pengajar Universitas Muhammadiyah

Bandung.

Jesse Adam Halim, Pembela HAM

Joko Susilo

Julius Ibrani, Praktisi Hukum dan Pegiat HAM

Kanti Pertiwi, Pengajar Universitas Indonesia

Khotimun S, Aktivis Perempuan

Lia Marpaung, GEDSI Advocate

Lilik HS

Luthfi Kalbu Adi, Pengajar Prodi Hukum, Universitas Muhammadiyah

Purwokerto

Made Supriatma (anggota Majelis Pengetahuan YLBHI)

Mamik Sri supatmi (Dosen Kriminologi FISIP UI)

Mardiyah Chamim

Maria Hartiningsih, penulis

Maria Magdalena

Masduki (Guru Besar Ilmu Komunikasi UII, Ketua Pusat Studi Agama

dan Demokrasi UII Yogyakarta)

Michael Jeffri Sinabutar, Universitas Bangka Belitung

Muhamad Haripin, Peneliti Pertahanan BRIN

Muhammad Furqon aktivis Petani kota 

Muhammad Subhi

Mulyono Sri Hutomo, Pengajar Universitas Ibnu Chaldun

Nabiyla Risfa Izzati, Pengajar FH UGM

Natalia Soebagjo, pegiat antikorupsi

Ni Putu Candra Dewi, Perempuan Pembela HAM 

Nong Darol Mahmada, pegiat pluralisme

Nugroho Dewanto, wartawan

Olin Monteiro, aktivisme perempuan dan pegiat seni budaya

Omi Komaria Madjid, Ketua Dewan Pembina Nurcholish Madjid Society

Papang Hidayat

Petrus Putut P. W., International University Liaison Indonesia 

Poengky Indarti, SH, LL.M, Aktivis HAM

Prof. Dr. Ani W. Soetjipto MA.

Prof. Dr. Ali Safaat, S.H., M.H., Dosen Hukum Tata Negara Universitas

Brawijaya

Prof. Dr. Ikrar Nusa Bakti, (Pengamat Politik dan Pertahanan)

Prof. Dr. Saiful Mujani, guru besar ilmu Politik UIN Syarif

Hidayatullah

Prof. Dr. Todung Mulya Lubis, S.H., M.H., LL.M.

Prof. Mayling Oey-Gardiner

Prof. Susi Dwi Harijanti,Ph.D (Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran)

Raja Asdi, Penggiat Seni Budaya

Ray Rangkuti

Reza Ryan (Efek Rumah Kaca)

Rikky R., Universitas Pendidikan Ganesha

Rr. Diah Asih Purwaningrum, Pengajar Prodi Arsitektur, Institut

Teknologi Bandung

Ruth Indiah Rahayu, Ketua Ikatan Keluarga Alumni Driyarkara

Saiful Mahdi, S.Si., M.Sc., Ph.D (FMIPA USK)

Sandi Jaya Saputra, Pengajar Universitas Padjajaran

Salman D.A, Supporter Sepak Bola

Sandra Hamid, antropolog

Satria Unggul Wicaksana P, Ketua Pusat Studi Anti-Korupsi & Demokrasi (PUSAD) UM Surabaya

Sellina Aurora, Pengajar Pusat Bantuan Mediasi (PBM GKI) 

Silfana Nasri 

Smita Notosusanto, Aktivis Perempuan

Soenjati, SH, Aktivis Perempuan

Subekti W. P., Universitas Padjajaran

Sumarsih, orang tua Wawan (BR. Norma Irmawan) korban Semanggi I – 13 November 1998

Syahar Banu, Perempuan Pembela HAM 

Tini Hadad, Dewan Pembina Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

(YLKI)

Titi Anggraini, Peneliti Kepemiluan dan Demokrasi

Tunggal Pawestri, aktivis perempuan

Tusta Citta Ihtisan T. P., Universitas Mataram

Ubedilah Badrun, dosen UNJ

Ulin Ni’am Yusron, pegiat media sosial

Wahyu Eka Setyawan, Direktur Eksekutif Daerah WALHI Jawa Timur

Wahyu Susilo, Direktur Eksekutif Migrant CARE

Wanggi Hoed, Seniman Pantomim

Widia Kemala Sari, Universitas Negeri Padang

Yanuar Nugroho, Ph.D., dosen STF Driyarkara

Yasundari, Universitas Komputer Indonesia

Yeni Rosa Damayanti, Aktivis HAM dan Disabilitas

Yoghi Bagus Prabowo, Pengajar Universitas Diponegoro

Yohan Fitriadi, Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

Yoyok Gondes, Aksi Kamisan Malang

Yuli Riswati, aktivis pekerja migran

Zumrotin K. Susilo, mantan Wakil Ketua Komnas HAM 2002–2007

Lembaga


Imparsial

YLBHI

KontraS

PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia)

Amnesty International Indonesia

ELSAM

Human Right Working Group (HRWG)

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)

SETARA Institute

Centra Initiative

Aksi Kamisan

Aksi Kamisan Bandung

Aksi Kamisan Medan

Aktivis.pelajar

Aliansi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI)

Aliansi Jogja Memanggil

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)

Aliansi pelajar indonesia

Aliansi untuk Demokrasi Papua (ALDP)

AMAN Indonesia 

Artsforwomen Indonesia

Arus Pelangi 

Asia Justice and Rights (AJAR)

Asosiasi LBH APIK Indonesia

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STH Indonesia Jentera

Bakumsu 

Bangsa Mahardika

Barengwarga

BARIKADE 98

Bijak Memantau

Biro Pers Mahasiswa Filsafat (BPMF) PIJAR

CALS (Constitutional And Administrative Law Society) 

Cangkang Queer 

CommonHood Malang

CORONG API

Democratic Judicial Reform (De Jure)

Emancipate Indonesia 

Famm Indonesia

Federasi Serikat Merdeka Sejahtera

Flower Aceh

Forum Cik Ditiro

Forum Informasi dan Komunikasi Organisasi Non Pemerintah (FIK ORNOP) Sulsel

Forum Komunikasi Mahasiswa Demokrasi (FOKMAD) UIN Alaudin Makassar

Forum Semangat 98 Aceh

Forum Tamansari Bersatu

Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI)

FSBPI (Federasi Serikat Buruh Persatuan Indonesia)

Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSB);

Gender Research Student Center (GREAT)

Gerakan Anti Korupsi Lintas Perguruan Tinggi (GAK-LPT)

Gerakan Indonesia Kita (GITA) 

Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat (GEMPAR) Universitas Pattimura Ambon

GMNI FH USU

Greenpeace Indonesia

IKOHI

Indonesia Corruption Watch (ICW)

Indonesia Hapus Femisida

Indonesia Memanggil 57+ Institute

Indonesia untuk Kemanusiaan

Indonesian Centre for Environmental Law (ICEL) 

Institut KAPAL Perempuan

Institut Perempuan 

Institut Perempuan

Institute for Criminal Justice Reform (ICJR)

Inti Muda Indonesia

Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Nasional

Jaringan Akademisi Gerakan Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (JARAK)

Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT)

Jedakata

Jender dan Hak Azasi Manusia (LRC-KJHAM)  Semarang

JKLPK

Kalyanamitra

Kaukus Indonesia Kebebasan Akademik (KIKA)

Kawula17

Kelompok Tani Kampung Bayam Madani (KTKBM)  

Keluarga Mahasiswa Pecinta Demokrasi (KMPD) UIN Sunan Kalijaga

Koalisi Buruh Sawit (KBS) 

Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual (KOMPAKS)

Koalisi Perempuan Indonesia

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA)

Komite Anti Kekerasan Negara (KONTRA) 

Komunitas Taman 65

Konde.co

Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA)

KontraS Aceh

KPBI (Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia)

KPuK (Koalisi Perempuan untuk Kepemimpinan), Malang, Jawa Timur

Lab Demokrasi 

LBH Advokasi Publik Pimpinan Pusat Muhammadiyah

LBH Januka

Legal Resource Centre, untuk Keadilan 

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Masyarakat

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya Pos Malang

Lembaga Informasi Perburuhan Sedane (LIPS)

Lembaga Peradaban Luhur (LPL)

Lembaga Pers Mahasiswa Mimbar Untan

Lentera Gayatri

Lingkar Keadilan Ruang

Lintas Feminis Jakarta (Jakarta Feminist)

LP3ES UI 

LPM Vonis FH Unpad 

Madani Berkelanjutan

MALEO SULTENG

Marsinah.ID

Migrant CARE

Paguyuban Keluarga dan Korban Talangsari Lampung (PK2TL)

PANDEKHA FH UGM

Paramedis Jalanan Bandung

Partai Hijau Indonesia

Peduli Buruh Migran

Perempuan Mahardhika 

Perhimpunan Jiwa Sehat

Perhimpunan Pembela Masyarakat Adat Nusantara (PPMAN)

Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Nasional

Perkumpulan IndoPROGRESS

Perkumpulan Praxis

Perkumpulan Rahima

Perkumpulan Sembada Bersama Indonesia 

Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem)

Persatuan Perjuangan Rakyat Indonesia (P2RI)

Persaudaraan Perempuan Nelayan Indonesia (PPNI)

Pesantren Ekologi Misykat Al-Anwar

Pojok Literasi Bogor

POKJA30

PolicyPulse

Protection International Indonesia

Public Virtue Research Institute (PVRI)

Pusat Kajian Hukum dan Keadilan Sosial (LSJ) FH UGM

Pusat Studi Agama dan Demokrasi, UII Yogyakarta

Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK)

Pusat Telaah Informasi Regional Semarang (PATTIROS)

PUSPAHAM

Poros Revolusi Mahasiswa

Rumah Pengetahuan Amartya

Sajogyo Institute 

Salam 4 Jari

SEKBER 65

Seknas FITRA 

Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara 

Senik Centre Asia

Serikat Pekerja Kampus (SPK)

Simpul untuk Pembebasan Perempuan (SIMPUL PUAN)

SINDIKASI Jabodetabek

Art.Martir

Social Justice Indonesia 

Solidaritas Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia (SKP-HAM)

Sulawesi Tengah

Solidaritas Mahasiswa untuk Demokrasi (SMUD) UIN Salatiga

Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan HAM (SPEK-HAM)

Solo

Students For Liberty (SFL) Indonesia 

Suara Kebebasan

Sulawesi Green Voice

Support Group & Resource Center on Sexuality Studies (SGRC UI)

The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII)

Themis Indonesia

TKPT Indonesia 

Transnational Palm Oil Labour Solidarity (TPOLS) Network

Transparency International Indonesia (TII)

Trend Asia

Unit penerbitan dan penulisan mahasiswa UMI  makassar (UPPM

UMI) 

YAPESDI (Yayasan Peduli Sindroma Down Indonesia)

YASMIB Sulawesi

Yayasan GAYa NUSANTARA

Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP)

Yayasan Peduli Inayana Maluku (YPIM)                    

Yayasan Penabulu

Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat

Indonesia (YAPPIKA) 

Yayasan Samahita

Yayasan Srikandi Sejati -Jakarta

YIFoS Indonesia

Youth Activism Rumah Cemara

YouthID Foundation

 ALTRUIS Universitas Islam Makassar

Lembaga Pers dan Penerbitan Mahasiswa (LPPM) SINTESA

Pecinta alam lembah NTOKE (PACET)

Forum Komunikasi Pers Mahasiswa Bandung (FKPMB) 

Aksi Kamisan Malang

Yayasan Inklusif

Konsil LSM

Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA)

10.694 orang memberi tanda tangan pada hari ini.


https://www.change.org/p/tolak-kembalinya-dwifungsi-melalui-revisi-uu-tni?recruiter=1368573725&recruited_by_id=cb1fa520-036e-11f0-a1cb-c743e3310121&utm_source=share_petition&utm_campaign=psf_combo_share_initial&utm_medium=native

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn more
Ok, Go it!